Rabu, 03 September 2014

Taqarrub ilâ Allâh (mendekatkan diri kepada Allah)

Menurut imam Al Ghazali, agama adalah jalan atau perjalanan menuju Allah. Dalam terminologi sufistik perjalan ini dinamai al-Suluk,  sedangkan penempuh perjalanan dinamai al-Salik, sang penempuh perjalanan, dan yang dituju (al-Mathlub) adalah Allah SWT (Mizan al-amal, 1979).[1]

Karena Agama ini adalah perjalanan menuju Alloh SWT, maka jika pun kita pernah menjadi pribadi kotor maka janganlah berputus asa untuk mendekat kepadaNya. Karena dengan mendekat kepadaNya Allah sendirilah yang akan membersihkan jiwa dan raga kita. Tidak ada kata terlambat untuk beribadah kepadaNya. Selama nyawa masih di kandung badan, maka pintu taubat dan ampunan dari Alloh SWT selalu terbuka lebar. Oleh karena itu, maka langkah pertama untuk bertaqorrub ila Alloh adalah dengan cara bertaubat kepadaNya.

Dalam bahasa yang lebih umum perjalanan ini dinamai taqarrub, yaitu proses mendekatkan diri kepada Allah.

Dari terminologi ini maka bisa dikatakan bahwa bagi orang yang beragama, maka proses mendekatkan diri ini merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan.
Proses mendekatkan diri ini merupakan proses dari seseorang agar lebih matang dalam beragama. Hendaknya, setiap manusia secara perlahan-lahan dan bertahap selalu mendekatkan dirinya kepada penciptanya yaitu Allah SWT.

Dengan proses mendekatkan dirinya ini maka diharapkan seseorang yang beragama menjadi paham apa tugas hidupnya di dunia ini : yaitu mencari keridhoan Allah SWT, beribadah kepadaNya, serta mencapai derajat Taqwa.

Adapun beberapa hadits tentang taqarrub ilâ Allâh adalah sebagai berikut :

Siapa mendekat kepada KU (Allah) sejengkal, maka aku akan mendekatinya satu hasta, Siapa yang mendekat kepada KU (Allah) satu hasta, maka aku akan mendekat kepadanya satu depa. Dan siapa yang mendekat kepada KU (Allah) dengan berjalan kaki, maka aku akan mendekatinya dengan berlari-lari kecil (HR Muslim).

Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada melaksanakan apa yang Aku wajibkan kepadanya; tidaklah hamba-Ku terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan nafilah-nafilah (nawâfil) hingga aku mencintainya.” (HR al-Bukhari & Muslim, Fath al-Bari, XVIII/342; Syarh Muslim, IX/35).







[1] http://islamdarialquran.blogspot.com/2011/08/9-langkah-mendekat-kepada-allah-swt.html